Wakil Ketua 1 BAZNAS Kota Bandar Lampung
MAKNA KEMERDEKAAN INDONESIA
05/08/2025 | Wakil Ketua 1 BAZNAS Kota Bandar LampungPuja dan puji syukur marilah senantiasa kita panjatkan kahadlirat Allah Swt. Karena berkah, taufiq, hidayah dan rahmatNya-lah sehingga kita semua masih diberi kesempatan untuk menghirup udaraNya dan beribadah kepadaNya, shalatullah wa salamuhu semoga tetap tercurahkan keharibaannya yang suci nan ma’shum junjungan kita Nabi Besar Muhammad Saw. berikut para keluarga, sahabat, tabi’in, tabi’ tabi’in, ulama waratsatul ambiya’ hingga kekita semua, mudah mudahan mendapatkan syafa’at di yaumil akhir kelak. Allahumma Amien
Hari ini kita telah memasuki bulan Agustus, bulan bersejarah sebagai tonggak awal kemerdekaan Bangsa Indonesia, 80 tahun yang lalu bendera merah putih berkibar dan lagu kebangsaan berkumandang di bumi pertiwi tercinta sebagai tanda bahwa tanah air tercinta Indonesia telah merdeka, dengan ikhtiar dan do’a, semua anak bangsa ditaqdirkan oleh Allah Swt. berhasil meraih kemerdekaan dan menjadi Bangsa dan Negara yang berdaulat yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebuah bangsa yang besar dan multi etnis mendiami kepulauan nusantara yang indah dan menawan dengan iklim tropis dan tanah yang subur serta hamparan sumber daya alam yang melimpah ruah, sehingga wajar sekali Syekh Al Azhar Kairo Mesir Mahmud Syaltut dalam kunjungannya ke Indonesia pada tahun 1960-an mengatakan “Indonesia qith’atun minal jannah wudli’at ala wajhil ardli” Inodesia adalah sepotong/potongan syurga yang diletakkan diatas permukaan bumi, semua ini bisa terjadi karena Atas Berkat Rahmat Allah yang Maha Kuasa sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alenia ketiga.
Lalu bagaimana kita semua sebagai anak bangsa memaknai kemerdekaan Indonesia berlandaskan nilai-nilai syariah Islam;
Pertama, Mensyukuri nikmat kemerdekaan ini, Kemerdekaan Bangsa Indonesia bukanlah hadiah dari siapapun apalagi dari para penjajah, kemerdekaan bisa kita raih karena anugerah dan rahmat dari Allah Swt. berkat perjuangan, pengorbanan dan do’a para pejuang bangsa, para syuhada’, dan para founding fathers Indonesia. Bagi kita semua yang lahir, tumbuh dan besar di alam kemerdekaan ini harus terus menjaga, merawat dan mengisinya dengan baik dan benar sebagai bentuk amanah sekaligus wujud syukur atas nikmat kemerdekaan tersebut, Allah Swt. berfirman;
"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih" (QS. Ibrahim : 7)
Kedua, Menjaga kedaulatan bangsa dan negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah rumah besar kita semua sebagai anugerah dari Allah Swt. sekaligus amanah para pendiri bangsa dan titipan anak cucu kita, sehingga wajib hukumnya untuk menjaga dan merawatnya, untuk memastikan bahwa kita tetap berdaulat penuh dirumah kita sendiri, menolak semua anasir – anasir yang terus berupaya merongrong kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia apapun alasannya. Janganlah kita terjebak merayakan kemerdekaan dengan berbagai even dan acara sebagai ritual tahunan belaka tanpa makna dan substansi. Marilah kita terus bermuhasabah, mengintrospeksi, mengevaluasi diri, mudah mudahan dengan perenungan yang mendalam, ada banyak makna dan ibrah yang bisa kita ambil untuk hidup yang lebih baik, sudahkah kita mengisi kemerdekaan ini dengan baik dan benar ? Allah Swt. berfirman;
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan "(QS. Al Hasyr : 18)
Islam mengajarkan kepada kita semua melalui Baginda Rasulullah Muhammad Saw. Sebagai suri tauladan utama, bagaimana Nabi membangun Negara Madinah yang majemuk baik dari suku maupun agama sehingga terus berdaulat penuh dalam semua aspek kehidupannya. Nasionalisme Madinah dibangun diatas dua fondasi utama, yaitu cinta tanah air dan persaudaraan yang kuat. Cinta tanah air yang didoktrinkan Nabi kepada umatnya diajarkan langsung dalam do’a;
"Ya Allah cintakanlah kami kepada Madinah sebagaimana engkau cintakan kami kepada Mekah, atau lebih cintakanlah kami kepada Madinah. Dan perbagusilah Madinah, berkahilah timbangan dan takaran kami (penduduk Madinah) dan pindahkanlah wabahnya ke Juhfah." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam Islam kita mengenal tiga jenis persaudaraan/ukhuwah, Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan seiman dan seakidah), Ukhuwah Wathaniyah (persaudaraan sebangsa dan setanah air), dan Ukhuwah Basyariyah (persaudaraan kemanusiaan). Sayyidina Ali bin Abi Thalib menegaskan dia yang bukan saudaramu dalam iman adalah saudaramu dalam kemanusiaan. Persaudaraan kemanusiaan adalah landasan bagi lahirnya peradaban dunia yang ditegakkan di atas penghargaan terhadap kesetaraan hak dan martabat bagi seluruh umat manusia. Dalam Islam diajarkan apabila berselisih maka damaikanlah;
"Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat " (QS. Al Hujurat : 10)
Ketiga, Bersama-sama berjuang mencapai tujuan, sebagaimana kita ketahui bahwa tujuan kita berbangsa dan bernegara ini adalah perlindungan, kesejahteraan, pencerdasan, dan pedamaian. Semua itu akan terwujud dengan spirit persaudaraan yang kuat, kebersamaan dalam keadilan dan keadaban, cinta dan kasih saying kepada sesama, rasa memiliki yang tingi, tolong menolong, gotong royong, gigih berjuang, tangguh dalam segala situasi, dan memiliki daya adaptasi yang tinggi, inilah yang diteladankan para pendiri bangsa ini dalam menggapai cita-cita kemerdekaan. Allah Swt. berfirman;
" Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran " (QS. An Nahl : 90)
" Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya " (QS. Al Maidah : 2)
Mudah mudahan Allah Swt. senantiasa menguatkan iman dan imun kita baik dalam keadaan sempit maupun dalam keadaan lapang, sehingga kita semua termasuk kedalam hamba Allah Swt. yang mampu menjaga amanah, bertanggungjawab atas apa yang kita lakukan dan selalu bersyukur atas nikmatNya.
